Blog PengenTau

Blogger

Kupas Setajam Silet

Kamis, 03 Maret 2011

ATLANTIS

Benarkah Indonesia adalah Atlantis yang hilang???

Saat ini aku sedang tertarik dengan cerita yang
berhubungan dengan sejarah  Dunia terutama 
misteri-misteri  Dunia yang belum 
terpecahkan dan kebenarannya masih
dicari, salah satunya adalah Atlantis,
Kota yang Hilang. 
Dari semua  tempat yang paling dicari oleh
orang-orang diseluruh dunia, mister
Atlantis menduduki urutan pertama 
dibanding misteri “Segitiga Bermuda”. 
Berikut ini cuplikan yang mendasari pencarian
Misteri tersebut.

Atlantis (Yunani kuno:τλαντς νσος, 
"Pulau Atlas") adalah nama pulau lagenda
  yang pertama kali disebut dan digambarkan
oleh ahli falsafah Yunani kuno Plato dalam
dialognya Timaeus dan Critias (427-347 SM)
yakni: buku Critias dan Timaeus.
Banyak yang percaya bahwa dahulu  kala 
ada kerajaan maritim yang luas yang terletak
di salah satu samudera terluas di dunia. 
Pengaruhnya demikian besar, sehingga sisa 
kebudayaan dan warisannya bisa ditemukan 
diseluruh dunia hingga saat ini. Tafsiran 
arkeologis menyebutkan bahwa kerajaan 
maritim yang disebut Atlantis itu terletak 
di laut Mediterania Barat, ada pula yang 
berbeda pendapat dengan menyebut
pusatnya di Costa Rika dan Antartika. 
Namun bagi orang yang skpetic, atlantis 
hanya ada di pikiran penulis dan pemikir  
kreatif, menurut merek kerajaan itu 
hanyalah imajinasi belaka.

Apakah Atlantis hanyalah sebuah Mitos?
ataukah seperti kota kuno Troy yang 
saat ini telah ditemukan setelah berabad-abad
hanya dianggap sebagai  Kerajaan  khayalan
dari Filsuf Hommer?
Atlantis merupakan  kota hilang  yang  paling
terkenal dan paling dicari  sepanjang sejarah.
  Kepopulerannya bahkan melebihi kota-kota 
hilang  yang lainnya seperti Sodom dan Gomora 
yang juga sampai saat ini masih dicari
sisa-sisa  reruntuhannya. Tak dipungkiri lagi,
selama 3 millenium manusia terpesona
terhadap cerita Atlantis. Pada abad 4 SM, 
Filsuf Yunani Plato yang dianggap pemikir
paling hebat pada masanya, menulis sejarah
benua hilang yang legendaris ini. Namun sayang,
asal-usul pasti legenda Atlantis boleh dikatakan
tidak jelas. Menurut suatu kisah, cerita mengenai 
Atlantis diceritakan ke Plato oleh Sokrates da
seorang penyair bernama Solon yang mendengar 
tentang budaya hilang itu dari seorang pendeta Mesir.

Di dalam Timeus dan Critias, Plato menuliskan  
kedua  dialog  yang  ia curahkan tentangAtlantis 
dengan gambaran yang detil dan komprehensif. 
Kata-katanya yang  fasih berfungsi sebagai peta
yang digunakan sebagai petunjuk oleh  para penjelajah   
tangguh yang bertekad  mencari sisa-sisa kerajaan ini.
Berikut cuplikan terjemahan catatan Plato mengenai 
Atlantis dalam Timeus dan Critias:
"Pulau Atlantis ada di laut. Berhadapan dengan pilar
Herkules. Dan wilayahnya lebih besar dari Libya 
dan Asia yang disatukan. Di tengah bagian
terpanjangnya, disebelah laut ada daratan
persegi panjang
luas. Dikelilingi oleh pegunungan, 

dan lebih tinggi dari permukaan laut. Mengandung 
gunung berapi, dan sering terkena gempa dan banjir.
  Gunungnya menganung emas, perak, tembaga, dan timah. 
Dan gabungan alami dari emas dan tembaga yang 
disebut orichalcum. Daratan itu memiliki  sistem 
kanal yang besar dan kecil, juga mata air dingin dan 
panas alami. Tanahnya subur dan hasil panennya melimpah.
Di dataran itu ada ibukota yang dikelilingi oleh bidang  
konsentris. Kota itu diliputi tembok batu merah, putih, dan hitam."
Dari cuplikan catatan Plato mengenai Atlantis 
diatas, digambarkan bahwa kerajaan besar itu 
sebagai sebuah pulau yang besar, terletak diluar 
Selat Gibraltar yang disebut orang Yunani 
sebagai Pilar Herkules. Sebuah pulau yang 
lebih besar dari Libya dan Asia bila disatukan. 
Pada abad 4 SM masih belum diketahui
bagaimana tatanan dunia. Karenanya 
sulit bagi kita untuk mengerti dengan pasti
apa yang dimaksudkan Plato dengan
Asia dan Libya bila disatukan. Sekarang, 
bisa dikatakan Libya yang dimaksud mungkin 
sama dengan bagian Afrika Utara. Sedangkan
Asia
mungkin bisa diwakilkan dengan wilayah
Turki dan Timur Tengah. Dari Sudut pandang 
Plato di Yunani, Atlantis terletak di laut Atlantik,
akibatnya mayoritas pencarian benua hilang 
tersebut di fokuskan di dasar laut.  

Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan
"Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah  pulau yang
sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke
pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah 
seluruhnya daratan yang dikelilingi laut
samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. 
Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan 
perang besar dengan Athena, namun di luar 
dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa
bumi dabanjir, tidak sampai sehari semalam ,
 ggelam samai dasar laut. negara besar yang 
mempunyai peradaban tinggi itupun lenyap dalam semalam." 

Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates , 
tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis 
dalam dialog.Kisahnya berasal dari cerita lisan
Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan
Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair 
Yunani bernama Solon ( 639-559 SM). 
Solon adalah yang paling bijaksana di antara
7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika
Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan 
makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.
Di negeri Mesir tersebut Solon menemukan,  
para pendeta Mesir kuno di Sais pernah menulis 
catatan tentang keberadaan ''sebuah pulau benua 
di bawah Pilar-pilar Hercules'' --nama purba untuk Gibraltar.
  Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini:
"Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera
Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh,
  yang bangga dengan peradabannya yang 
menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan
perak yang tak terhitung banyaknya: istana
dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari 
oleh dinding perak. Dinding tembok dalam
istana bertakhtakan emas,cemerlang da
megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki 
pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan  
yang sempurna, juga ada benda yang 
bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya 
tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh 
sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa
dahsyat,tenggelamlah ia ke dasar laut beserta 
peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang."
 
Percakapan kedua tokoh tersebut menyebutkan 
tentang adanya kota yang hilang bernama Atlantis. 
Sebagian orang menganggap cerita tersebut 
hanyalah fiksi belaka, sedangkan sebagian 
beranggapan bahwa hal tersebut adalah
benar mengacu pada peristiwa catastrophic
tentang kehancuran peradaban Minoan di 
Creta dan Thera. Artikel di bawah ini akan 
mengajak anda untuk ikut berfikir dan masuk 
pada kontroversi ini. Dialog antara Timaeus 
dan Critias ada dalam literatur karya Plato. 
Perdebatan mengenai literatur tersebut di 
sebabkan karena Plato menggunakan tokoh fiksi 
dan tokoh nyata dalam ceritanya, sehingga ada 
perdebatan apakah cerita dan isinya fiksi atau nyata.

BAGI sebagian besar orang, Atlantis adalah 
sebuah benua yang hilang, rumah pertama 
peradaban, tanah terang dan keemasan yang 
diterbangkan oleh serangkaian puncak kekuatan 
ledakan. Ia kemudian terbaring lelap di 
dasar samudra, dengan pucuk-pucuk
pegunungannya menjulang dari alas laut. 
Bagi sebagian orang lagi, Atlantis lebih 
dipandang sebagai legenda ketimbang fakta. 
Tapi, ada juga yang menganggap 
Atlantis sebagai tonggak yang nyata 
dari awal peradaban. Ia didokumentasikan 
di lokasi yang berbeda-beda, namun tetap
di sekitar Samudra Atlantik. Namun, di 
dalam hampir semua ensiklopedia,
Atlantis tak lebih dari sebuah dongeng. 
Ia tak pernah dirujukkan ke dalam catatan 
sejarah mana pun. Tapi, ''Betapapun, 
para geolog dan oseanografer seolah
bersetuju bahwa 'sesuatu' yang menyerupai
benua pernah hadir di sekitar Atlantik,'' tulis
Charles Berlitz di dalam bukunya, The Mystery'
of Atlantis, yang terbit pada 1976.Misalkan 
pun Atlantis hanya dongeng, ia adalah dongeng
yang hidup sampai masa kini. Lebih dari 5.000 buku
telah ditulis tentang benua yang raib ini. ''Atlantis, 
sepertinya, tetap merupakan bagian dari kebudayaan kita 
-terserah kita percaya atau tidak,'' tulis
Berlitz. ''Ia menginspirasi karya klasik, 
mempengaruhi sejarah, bahkan menyumbang 
bagi penemuan dunia baru.''
MENURUT Plato, Atlantis tenggelam
9.000 tahun sebelum masanya. Jadi, 
sekitar 11.600 tahun yang silam. 
Di dalam Critias dinarasikan, gempa
dan banjir yang kejam telah menenggelamkan
benua itu hanya dalam sehari semalam. 
Tetapi, sejak awal ''tesis'' Plato sudah
mengutubkan dua kelompok: yang 
percaya dan yang tidak percaya terhadap
''penemuan'' itu. Aristoteles, bekas murid Plato
yang hidup pada 384-322 SM, tercatat 
sebagai salah seorang pertama yang tidak
percaya pada sang guru. Anehnya, dia sendiri
menulis tentang sebuah pulau besar
di Samudra Atlantik, yang oleh 
orang-orang Cathaginia disebut ''Antilia''.
Pada abad ke-4 SM, Krantor, 
murid Plato yang lain, malah mengaku 
menyaksikan sisa tiang peninggalan Atlantis. 
Herodotus, ahli sejarah berkebangsaan 
Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM,
juga meninggalkan beberapa naskah rujukan
yang menyebut keberadaan kota misterius 
di Samudra Atlantik. Walau tidak secara
eksplisit menyebut Atlantis, Herodotus  
menyebut nama bangsa yang memiliki 
kesamaan bunyi dengan Atlantis, semisal 
''Atarantes'' dan ''Atalantes''. 

Jika semua yang diutarakan Plato memang
benar-benarnyata, maka sejak 12.000 tahun silam,
  manusia sudah menciptakan peradaban.
Namun di manakah kerajaan Atlantis itu?
Sejak ribuan tahun silam orang-orang 
menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini.
Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an,
laut Bermuda yang terletak di bagian barat 
Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama,
dan laut di sekitar kepulauan Florida
  pernah berturut-turut diketemukan
keajaiban yang menggemparkan dunia.

 
MYSTERY IS NEVER END
 
  

0 komentar:

Posting Komentar